Jumat, November 02, 2007

bAcA duLu doNK...




TANDA WANITA ENGGAN BERKOMITMEN

Bagi sebagian besar wanita, ajakan berkomitmen memang menjadi momen yang dinantikan. Bagaimana dengan pasangan anda? Barangkali saja, dia salah satu wanita yang enggan berkomitmen. Ini bukan kesalahan ada pada diri anda, tetapi mungkin berasal dari sang wanita itu sendiri...

Alasan wanita enggan berkomitmen:

J Sangat memilih

Untuk memilih pasangan pria yang akan menjadi teman hidup selamanya, mereka cenderung hati-hati dan terlalu memilih. Mereka tak mau pria yang kelak menjadi pilihannya terlalu banyak menuntut atau pria tersebut tidak bisa memberi jaminan hidup bagi dirinya. Pria dengan penghasilan atau jabatan lebih rendah tak akan menjadi pilihannya. Anggapan mereka, pria tersebut terkategori tak mampu memberikan rasa aman, mantap dan kesungguhan yang bisa membahagiakan dia dalam percintaan. Makanya tak ada alasan lain yang bisa membuatnya bertahan, sekalipun memiliki rasa cinta.

J Tidak ingin terikat

Orang yang hidup sendiri tentu memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Bila keputusan enggan berkomitmen sudah dipilih, bukan berarti pengalaman berumah tangga tak bisa mereka peroleh. Kasih sayang terhadap anak bisa dicurahkan dengan cara lain. Salah satunya dengan menggangkat anak atau adopsi.

J Lebih memilih karier

Pandangan bahwa wanita hanya sebagai pendamping pria telah bergeser ke arah modernitas. Wanita perkotaan lebih memilih menyintai kariernya daripada hanya menjadi wanita yang bertugas menjaga dan memperbesarkan keturunannya. Kemandirian secara ekonomi juga mempengaruhi alasan wanita untuk menunda komitmen.

J Pengalaman traumatis

Pengalaman kekerasan dalam berumah tangga terhadap kedua orangtuanya mungkin menjadi salah satu alasan mengapa wanita memilih jalan enggan untuk berkomitmen. Wanita tersebut memiliki kekhawatiran yang besar untuk menjalin hubungan dengan pria, dan menganggap pria bertipe keras terhadap wanita.

J Pernikahan adalah rutinitas

Sebagian wanita berpendapat dan berpandangan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang mengikat diri, dan keputusan menikah hanya akan membatasi kebebasan yang selama ini dimilikinya.

J Pria dipandang negatif

Bagi penganut paham feminisme radikal, secara ekstrim mereka berpendapat kalau pria sebagai musuh. Pria dianggapnya sebagai bayi raksasa yang membutuhkan perhatian dan sangat mengganggu. Dan wanita pula berpendapat kalau pria sama sekali tidak berguna.tak ada alasan yang mewajibkan ia harus membagi tempat tidurnya dan sebagian hidupnya untuk musuh. Wanita ini menganggap pria lah yang sebagai penyebab bentuk kekerasan dan penindasan bagi wanita.

Trik bagaimana cara mengatasi hal diatas, yaitu:

« Saling Berbagi

Ajak mereka mengobrol agar bisa mengetahui pandangan pasangan, seperti apa gambaran pernikahan yang diinginkannya. Perlu juga bertukar cerita dan sharing, apa saja yang akan dikerjakannya dengan membuat perencanaan ke depan. Sebaiknya pria jangan terlalu banyak menuntut pasangan.

« Buat Kesepakatan

Yakinkan ketika komitmen untuk menikah, ada kesepakatan antarindividu. Perlu diperjelas, apakah ada batasan dalam bekerja, mengasuh anak, dll. Perlu disadari dan disepakati hak dan kewajiban masing-masing. Kini sudah hal yang lumrah dan popular adanya perjanjian pranikah.

« Beri bukti, Bukan janji

Wanita model ini bersifat realistis daripada romantis. Cinta tak cukup dengan janji. Kalau anda tidak bisa membuktikan janji-janji agak susah mengajak mereka berkomitmen. Wanita berpandangan seperti ini tak cukup hanya dengan diajak candle light dinner, lalu mengucapkan ajakan menikah. Diperlukan perjuangan bagi anda untuk bisa membuktikan bahwa anda cocok satu sama lain.

Sumber: Majalah ME

Disadur lagi oleh:

Ade Ferlina

1 komentar:

simon_anton mengatakan...

duh, neng lihatlah secara real. bny yang dah mapan ms ja nyari cwe yang laen, dia ngerasa ga puas ja sama pasangannya. gmn mangnya situ mau y ikut prinsip yg diatas??
duh mending lihat ja sekeli2ng u pasti ga sama ama yg u tulis.